Variabel Penelitian

Di dalam konteks penelitian, memahami variabel penelitian merupakan hal penting yang tidak boleh diabaikan begitu saja, hal ini karena menentukna variabel merupakan salah satu prosedur yang harus dilakukan dan tak bisa dilewatkan dalam sebuah penelitian ilmiah.

Di samping itu, dengan adanya variabel, maka peneliti akan lebih mudah merumuskan masalah dan hipotesis dari sebuah penelitian yang dilakukan. Terlebih lagi dalam penelitian kuantitatif di mana variabel yang akan diteliti telah ditentukan secara jelas dan spesifik sejak awal bahkan sebelum penelitian dimulai.

Salah menentukan variabel maka akan berdampak pada kesalahan pengukuran sehingga hasil penelitian tidak akan benar-benar menyelesaikan masalah yang menjadi objek penelitian, lebih jauh lagi; hasil penelitiannya menjadi tidak memberikan kontribusi pada pengembangan body of knowledge sebuah ilmu.

Oleh karena itu, memahami variabel merupakan hal yang perlu dilakukan sebelum kawan-kawan melakukan penelitian.

Simak baik-naik, Guys!

Definisi Variabel Penelitian Menurut Ahli

Menurut Margono (1997) variabel pada dasarnya merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai. Adapun jika konsep itu hanya memilliki satu nilai, maka konsep tersebut bukanlah variabel, namun hal itu disebut constant.

Baca dulu dong: Konsep, Proposisi, dan Fungsinya dalam Penelitian Kuantitatif

Jika merujuk pada definisi yang diutarakan oleh Margono, maka dalam hal ini tidak semua konsep dapat menjadi variabel, karena tidak semua konsep memiliki variasi nilai.

Variabel Penelitian adalah label nama, karakteristik atau atribut dari individu atau organisasi yang dapat diukur, diamati, serta memiliki variasi yang berbeda antar individu (Creswell 2012).

Kerlinger Mengemukakan: “variable is a symbol to which numerals or values are assigned,”

Sementara itu, Bohrnstedt, & Mee (2002) mengemukakan bahwa variabel meliputi karakteristik yang melekat pada objek, orang, atau bahkan sebuah kejadian.

Kata kunci yang harus diingat bahwa variabel terdiri dari atribut atau bisa juga level. Di sis lain, atribut sendiri diartikan sebagai nilai atau kategori yang membentuk variasi. Jadi misalnya variabel gender akan memiliki atribut perempuan dan laki-laki.

Dalam kasus lain, misalnya untuk variabel gaya belajar maka atributnya akan sangat tergantung pada definisi konseptual dari sebuah variabel itu sendiri. Simak contoh berikut.

VariabelAtribut
Sosial ekonomiTinggi, sedang, rendah
Gaya BelajarKinestetik, auditori, visual
GenderLaki-laki dan perempuan
IntensiTinggi, sedang, rendah

Nilai variasi dalam sebuah variabel dapat berbentuk skala nominal, ordinal, interval, dan skala rasio. Baca deh artikel tentang Jenis data dan Jenis skala, Biar lebih paham!

Ciri Khas Variabel Penelitian

Variabel Memiliki Nilai yang Bervariasi

Dikarenakan variabel membedakan satu objek dengan objek lain dalam satu populasi , maka variabel haruslah memiliki nilai yang bervariasi.

Ilustrasi

Dalam suatu populasi yang tinggal di suatu daerah tertentu, jenis pekerjaan atau profesi bukanlah merupaka variabel jika seluruh orang dalam populasi itu mempunyai profesi atau pekerjaan yang sama.

Membedakan Satu Objek dengan Objek Lainnya

Objek bisa menjadi anggota populasi karena memiliki suatu karakteristik yang sama, namun walaupun sama, objek-objek dalam populasi masih bisa dibedakan satu sama lainnya dalam suatu variabel (dibedakan dengan memunculkan variasi pada variabel tersebut).

Ilustrasi

Populasi mahasiswa terdiri dari anggota yang mempunyai satu kesamaan karakterisktik, yaitu mahasiswa. Selain dari kesamaan tersebut, diantara mahasiswa tersebut memiiliki perbedaan dalam hal usia, agama, jenis kelamin, cara belajar, prestasi, kecerdasa, dan sebagainya

Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan variabel dikarenakan memiliki sifat membedakan di antara objek yang ada di dalam populasi mahasiswa tersebut.

Harus bisa diukur

Penelitian kuantitatif mengharuskan adanya hasil penelitian yang objektif, terukur dan selalu terbuka untuk diuji. Terkait dengan hal tersebut, agar suatu fenomena dapat diukur secara kuantitatif, maka peneliti akan membuat abstraksi sebuah fenomena menjadi sebuah konsep.

Selanjutnya konsep yang memiliki nilai variasi inilah yang disebut variabel. Nah, agar sebuah penelitian kuantitatif dapat mengukur fenomena secara objektif maka sebuah variabel haruslah dapat diukur dengan angka-angka.

INGAT! Variabel berbeda dengan konsep, karena konsep belum tentu dapat diukur sedangkan variabel bisa diukur. Variabel adalah operasionalisasi konsep (Bouma, 1993)

Agar sebuah konsep dapat diukur, maka peneliti harus melakukan sebuah prosedur yang disebut dengan definisi operasional, silakan baca dulu: Definisi Operasional dan Cara Mudah Menyusunnya

Variabel dalam Penelitian Kuantitatif

Ada perbedaan mendasar antara pemilihan variabel dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, dalam penelitian kualitatif suatu variabel yang akan diteliti bisa bersifat fleksibel tergantung kompleksitas masalah yang ditemukan ketika proses penelitian.

Adapun dalam penelitian kuantitatif, sebuah variabel haruslah ditentukan secara spesifik sejak awal hal ini karena penelitian kuantitatif bersifat mengukur suatu fenomena secara objektif (mutlak).

Sebaliknya, jika variabel dalam penelitian kuantitatif ini ditentukan belakangan maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses pengukuran itu sendiri, dampaknya hasil penelitian menjadi tidak andal dan tidak memberikan kontribusi apa-apa.

Jenis-jenis Variabel Penelitian

Variabel yang lazim diteliti dalam konteks penelitian sangat beragam, oleh karena itu memahami jenis-jenis variabel dan fungsi serta pemosisiannya merupakan hal penting sebelum melakukan penelitian.

Hal tersebut agar peneliti tidak keliru memosisikan dan memfungsikan sebuah variabel di dalam sebuah penelitiannya.

Sebab kekeliruan peneliti dalam memosisikan atau memfungsikan sebuah variabel akan berakibat pada kualitas hasil penelitian yang dilakukan. Variabel yang lazim digunakan dalam penelitian terdiri dari beberapa jenis, sebagai berikut.

Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang diduga dapat menjadi stimulus, sebab perubahan, atau timbulnya variabel dependen, kendati dalam hasil penelitian yang sesungguhnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen ini bisa bernilai positif (mempengaruhi) atau pun negatif (tidak mempengaruhi).

Di dalam berbagai referensi variabel ini disebut juga sebagai variabel bebas, hal ini karena dalam satu konteks penelitian kemunculan variabel independen ini sengaja dimunculkan oleh peneliti dengan merujuk pada teori-teori relevan yang menyatakan bahwa variabel independen yang akan diteliti mempengaruhi variabel dependen yang akan diteliti pula.

Simak Gambar Berikut.

Variabel independen dan dependen

Pada beberapa penelitian variabel independen ini bisa satu atau bahkan lebih dari satu buah tergantung pada teori yang menjadi rujukan penelitiannaya.

Ilustrasi

Di dalam upaya menekan dan meminimalisir perilaku kecurangan akademik siswa, pihak sekolah merujuk pada sebuah teori yang mengasumsikan bahwa tindakan kecurangan (fraud) disebabkan oleh tiga faktor, yakni pressure, opportunities, dan rasionalization.

Merujuk pada teori tersebut, pihak sekolah akan melakukan penelitian untuk mengkonfirmasi apakah benar ketiga variabel tersebut mempengaruhi perilaku kecurangan siswa.

Merujuk pada ilustrasi di atas, diketahui bahwa Pressure, opportunities, dan rasionalization merupakan variabel independen yang diduga sebagai faktor penyebab dari adanya kecurangan (fraud). Lihat Gambar Berikut.

Contoh kasus

INGAT! Apabila penelitian yang dilakukan bersifat terapan (mis. Eksperimen), maka variabel independen merupakan variabel yang sengaja dimanipulasi peneliti untuk diteliti pengaruhnya terhadap sesuatu variabel dependen yang diharapkan kemunculannya. Misalnya penelitian mengenai pengaruh  model pembelajaran tertentu terhdap kemampuan berpikir kritis siswa.

Variabel Dependen

Secara sederhana variabel dependen adalah variabel yang kemunculannya dipengaruhi oleh variabel lain (dalam hal ini disebut independen), hal ini pula yang menjadi alasan mengapa variabel ini oleh beberapa ahli disebut sebagai variabel terikat.

Secara formal, variabel dependen ini merupakan variabel utama yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh variabel independennya (Tuckman, 2012).

Berdasarkan ilustrasi di atas, maka kecurangan (freud) akademik merupakan sebuah variabel dependen (variabel akibat) yang sedang dicari faktor penyebabnya (variabel independennya).

Variabel Moderator

Variabel moderator merupakan variabel yang akan memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Adapun pengaruh variabel moderator terhadap dependennya disebut sebagai efek moderasi.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Tuckman (2012) yang mengemukakan bahwa;

Variabel ini merupakan variabel independen kedua (sekunder) yang akan diuji oleh peneliti untuk menemukan apakah variabel tersebut memodifikasi hubungan variabel independen utama dengan fenomena yang diamati (variabel dependennya).

Ilustrasi

Mengacu pada rendahnya hasil belajar yang didapat oleh mayoritas siswa di sekolahnya, seorang kepala sekolah hendak melakukan sebuah penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

Kepala sekolah tersebut merujuk pada sebuah teori yang menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, di dalam hal ini faktor internal diwakili oleh variabel Task Commitment dan faktor eksternal diwakili oleh keadaan sosial ekonomi keluarga yang diduga dapat mempengaruhi penyediaan fasilitas belajar di rumahnya masing-masing.

Perhatikan gambar berikut.

Contoh variabel moderator

Gambar di atas menunjukkan bahwa Task commitment merupakan variabel independen yang diduga mempengaruhi hasil belajar (variabel dependen), sementara itu sosial ekonomi merupakan variabel moderator yang diduga dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh Task commitment terhadap hasil belajar.

Variabel Mediator

Variabel mediator (intervening variable) atau bisa juga disebut variabel antara merupakan sebuah variabel yang diposisikan di antara variabel independen dan dependen,

Ini mengindikasikan bahwa variabel independen tidak langsung mempengaruhi variabel dependen. Pengaruh variabel moderator pada variabel independen dan dependennnya disebut sebagai efek mediasi.

Berbeda dengan variabel moderator yang mampu mempengaruhi kekuatan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen, variabel mediasi ini hanya menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya.

Variabel mediasi ini secara teoretis dianggap sebagai variabel yang mampu mempengaruhi variabel dependen yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur, atau dimanipulasi.

Oleh sebab itu efeknya harus disimpulkan dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang diamati.

Ilustrasi

Guna menekan Tingkat Pengangguran Terbuka di kalangan lulusan SMK, pihak sekolah berencana mengarahkan agar lulusannya dapat menjadi wirausaha Ketika siswa yang bersangkutan tidak terserap oleh dunia industri.

Agar tujuan ini tercapai, terlebih dahulu pihak sekolah akan melakukan penelitian untuk menguji kebenaran Theory Planed Behavior yang mengemukakan bahwa sebuah perilaku akan dilakukan oleh seorang individu apabila individu tersebut memiliki sebuah intensi,

Adapun intensi sendiri dipicu oleh tiga faktor, yakni norma subjektif, sikap personal, dan persepsi kontrol perilaku.

Perhatikan gambar berikut.

contoh variabel mediator

Variabel Kontrol

Merupakan variabel sengaja dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.

Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai variabel yang mengontrol pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Idealnya variabel kontrol ini digunakan untuk melakukan penelitian yang sifatnya komparatif (bersifat membandingkan).

Dalam beberapa penelitian variabel ini tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi lebih ke penelitian yang sifatnya eksperimental. Variabel ini dibutuhkan pengendalian yang sifatnya sangat penting.

Hal sedemikian rupa dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kompleksitas permasalahan yang sedang diteliti. Selain digunakan untuk penelitian eksperimental, variabel kontrol juga sering dipakai peneliti apabila hendak melakukan penelitian yang sifatnya membandingkan.

Simak Gambar Berikut.

ilustasi

Teori dan Variabel dalam Penelitian Kuantitatif

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa penelitian kuantitatif harus selalu memiliki landasan teoretis. Ketika seseorang melakukan penelitian untuk menguji pengaruh sebbuah variabel independen terhadap variabel dependen tertentu.

Silakan baca mengenai Pengertian Teori: Jenis, Tingkatan, Beserta Hakikatnya dalam Penelitian Kuantitatif, biar pengetahuan kawan-kawan makin mantap!

Maka biasanya hal itu dilakukan karena adanya sebuah teori yang memprediksi kemungkinan pengaruh sebuah variabel independen tertententu terhadap variabel dependen lainnya.

Kita pahami bahwa pada dasarnya sebuah teori merupakan penjelasan general terhadap suatu fenomena, maka melalui penelitian kuantitatif yang berdasarkan pada teori-lah kita akan membuktikan bagaimana kebenaran hubungan atau pengaruhnya.

Jadi sebenarnya, ketika seorang peneliti hendak melakukan penelitian kuantitatif maka peneliti tersebut harus terlebih menemukan teori yang akan diujinya, lalu memeriksa hubungan yang diprediksi antara variabel dalam teori dan kemudian menguji hubungan dengan peserta baru atau lokasi yang baru.

Untuk menguji teori, peneliti menulis pernyataan tujuan, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian yang mengemukakan hubungan yang diprediksi.

Ilustrasi

Ada sebuah teori yang memprediksi bahwa kompetensi guru terhadap hasil belajar siswanya. Sehingga menurut teori tersebut, ketika seorang guru memiliiki kompetensi yang bagus, maka secara otomatis hasil belajar siswanya juga akan bagus.

Melalui teori itu, misalnya saya lalu melakukan penelitian untuk membuktikan kebenaran teori tersebut: Apakah benar kompetensi guru berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, dan seterusnya.

***

Demikianlah pembahasan mengenai variabel penelitian, definisi, karakteristik, dan jenis-jenisnya. Semoga bermanfaat, kawan-kawan. Selalu baca artikel menarik dan bermanfaat mengenai metodologi penelitian dan statistika, di sini.

Semoga bermanfaat ya!

Bahan Bacaan
Margono. (1997). Metode Penelitian Pendidikan.
Creswell, J. W. (2012). Educational Research.
Bohrnstedt, & Mee (2002). Statistic for Data Analysis.
Kerlinger. (2006). Asas-Asas Penelitian Behavior.
Tuckman, B.W., (2012) Conducting Educational Research.
Bouma, G. (1998). The Research Process.

Tinggalkan komentar