Uji validitas instrumen merupakan salah satu step yang tidak bisa dilewatkan ketika seorang peneliti telah menyusun sebuah instrumen penelitian. Hal ini karena validitas instrumen merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar instrumen yang digunakan oleh peneliti dapat konsisten dan stabil dalam proses pengumpulan data dari waktu ke waktu.
Apabila terjadi sebalknya, yakni instrumen penelitian tidak valid maka akan memunculkan hasil penelitian yang rancu, kurang sesuai dengan semestinya, dan akan memberikan data yang salah tentang keadaan responden atau objek yang digali melalui instrumen yang digunakan.
Pertanyaannya; apakah validitas data itu?
Oke.. Jawaban atas pertanyaan tersebut akan saya sajikan dalam artikel ini. Baca sampai selesai ya!
Pendahuluan mengenai Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, artinya mampu instrumen tersebut mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Di samping itu, tinggi atau rendahnya validitas instrumen memperlihatkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud.
Terkait dengan hal tersebut, ada dua hal yang sekiranya mempengaruhi validitas menurut sumbernya; validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal merupakan tingkatan di mana hasil-hasil penelitian bisa dipercaya keakuratan dan keabsahannya antara desain penelitian dengan hasil yang dicapai.
Adapun validitas eksternal merupakan persoalan penelitian yang berkaitan dengan pertanyaan: sejauh mana hasil suatu penelitian bisa digeneralisasi pada populasi induk dari mana sampel itu berasal.
Pengertian validitas menurut ahli
Menurut Sudjana (2004)
Validitas merupakan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang dinilai.
Menurut Suryabrata (2000)
Validitas merupakan derajat fungsi pengukuran suatu tes, atau derajat kecermatan ukuran suatu tes. Di dalam hal ini, validitas suatu tes mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.
Menurut Azwar (1987)
Validitas adalah adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menajalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Menurut Arikunto (1999)
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. SUatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Selain itu, tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria.
Menurut Neuman (2007)
Validitas menunjukkan keadaan yang sebenarnya dan mengacu pada kesesuaian antara kontruk atau cara seorang peneliti mengonseptualisasikan ide dalam definisi konseptual suatu ukuran.
Hal tersebut mengacu pada seberapa baik ide tentang realitas sesuai dengan realitas aktual. Di dalam istilah sederhana, validitas membahas pertanyaan mengenai seberapa baik realitas sosial yang diukur melalui penelitian sesuai dengan konstruk yang peneliti gunakan untuk memahaminya.
Menurut Gronlund & Linn (1990)
Validitas adalah ketapatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi.
Jenis-jenis validitas data
Validitas suatu instrumen penelitian dapat dilihat dari isi atau konsep maupun daya ramal yang terdapat pada instrumen itu. Di samping itu dapat pula dilihat dengan memperhatikan bentuknya atau hubungannya dengan tes/instrumen lain secara empirik dan statistik. Sehubungan dengan itu validitas dapat dibedakan manjadi;
- validitas konstruk
- validitas isi, dan
- validitas empiris.
Validitas Isi (content validity)
Validitas isi terkait dengan seberapa jauh suatu instrumen penelitian mengukur tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi tertent yang seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran.
Hal ini mengindikasikan bahwa apabila suatu instrumen memiliki validitas isi yang baik, maka instrumen tersebut dapat benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai sesuai dengan konten yang diukur.
Terkait dengan validitas isi ini, apabila peneliti ingin mengetahui tingkat validitas isi, maka peneliti harus menelaah kisi-kisi instrumen untuk memastikan bahwa item kuesioner sudah mewakili keseluruhan konten atau materi yang seharusnya dikuasai secara proporsional.
Selain itu pada tahap ini peneliti juga dapat melakukan justifikasi pakar untuk me-review apakah konsep yang diajukan sudah memadai atau belum.
Jadi, pada intinya validitas isi ini terkait dengan manifestasi sebuah instrumen dalam konten atau materi yang diujikan, selain itu suatu validitas isi juga tidak mempunyai besaran tertentu yang dihitung secara statistik,
tetapi dipahami bahwa valid tidaknya sebuah instrumen itu dilihat kesesuainnya dengan kisi-kisi yang ada, oleh karena itu validitas isi tidak terkait dengan analisis statistik atau data dalam bentuk angka-angka.
Baca ini juga dong: Seluk beluk uji Reliabilitas
Validitas Konstruk (construct validity)
Validitas konstruk merupakan validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item instrumen mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konstruk atau konsep khusus yang telah ditetapkan.
Langkah yang dapat dilakukan untuk mengetahui validitas konstruk adalah dengan melakukan proses penelaahan teoretis terhadap suatu konsep dari variabel yang hendak diukur, mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator sampai kepada merumuskan item pertanyaan.
Selain itu dalam tahap ini, peneliti juga dapat melakukan justifikasi expert sama seperti dalam pengujian validitas isi, bedanya dalam pengujian validitas konstruk ini bisa dilakukan dengan meminta penilaian pakar justifikasi expert sama seperti dalam menilai validitas isi.
Bedanya dalam validitas konstruk ini, pakar hanya menilai dalam hal konstruksi.yang menguasai substansi variabel yang hendak diukur atau bidang yang akan diteliti.
Validitas empiris (empiric validity)
Di dalam hal ini kriteria suatu instrumen ditentukan berdasarkan data hasil ukur instrumen, baik melalui uji coba maupun pengukuran yang sesungguhnya. Di sini, validitas empiris diartikan sebagai validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria; baik kriteria internal atau kriteria eksternal.
Kriteria internal adalah kriteria yang bersumber dari instrumen itu sendiri, sedangkan kriteria eksternal adalah hasil ukur instrumen lain di luar instrumen itu yang menjadi kriteria.
Terkait dengan kriteria eksternal ini biasanya merujuk pada ukuran lain yang sudah dianggap baku atau dapat dipercaya. Ada beberapa cara dalam menguji validitas empiris, di antaranya sebagai berikut.
Validitas Ramalan (predictive validity)
Di dalam hal ini, sebuah instrumen dianggap memiliki validitas prediksi apabila mampu memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang berdasarkan bukti hubungan antara nilai tes dan variabel yang diuji.
Kesukaran utama yang sering ditemui di lapangan adalah menentukan kriteria sebagai patokan. Seandainya kriteria yang dirumuskan tentang sesuatu yang diharap kan tidak tuntas, maka instrumen yang disusun dengan memperhatikan kriteria itu, hasil yang diharapkan akan bergeser pula dari yang ditetapkan. Istilah lain yang sering digunakan untuk validitas prediktif ialah “Criterion related validity” atau “emperical validity”.
Validitas prediksi ini memiliki dua arti, yakni validitas ramalan jangka pendek dan validitas ramalan jangka panjang. Validitas ramalan jangka pendek maksudnya validitas yang daya prediksi alat ukur hanya berlaku dalam lama waktu tertentu.
Adapun validitas jangka panjang maksudnya meruoakan validitas instrumen yang tetap mampu memprediksi kondisi di masa datang.
Validitas bandingan (comparative validity)
Validitas bandingan atau comparative validity merupakan ketepatan suatu tes ditinjau dari korelasinya terhadap kecakapan yang sudah dimiliki masa sekarang secara nyata.
Perbedaan antara validitas bandingan dan validitas prediksi terletak pada masa waktunya. Jika validitas ramalan fokus pada hubungannya dengan masa datang, maka validitas bandingan fokus pada hubungannya dengan masa sekarang.
Di dalam hal ini untuk menguji validitas bandingan, data yang merefeleksikan pengalaman yang didapatkan di masa lalu itu, peneliti membandingkannya dengan data hasil tes di dapatkan di masa kini.
Apabila hasil tes yang di dapat di masa kini memiliki hubungan searah dengan hasil tes berlandaskan pengalama masa lampau, maka hal itu bisa dianggap bahwa instrumen memiliki validitas bandingan yang baik.
CATATAN: Ikuti tautan ini untuk mempelajari tutorial uji validitas dan Reiabilitas instrumen
Kesimpulan mengenai uji validitas
Berdasarkan pengertian ini, maka uji validitas instrumen pada dasarnya berkaitan dengan ketepatan dan kesesuaian antara instrumen sebagai alat ukur dengan objek yang diukur.
Satu pemikiran pada “Uji Validitas”