Hallo, kawan! hari ini, saya akan membahas suatu yang abstrak dan (Insya Allah) akan cukup membuat kepala panas, hehe.. Meskipun judulnya Pengertian Konsep, namun ada tiga hal mendasar yang bakal saya bahas di sini, yaitu Konsep, Proposisi, dan Teori berikut jenis-jenisnya (Grand Theory, Middle-range Theory, dan Practice Theory).
Penelitian sebagai aktivitas ilmiah yang sistematis dan terencana dengan tujuan untuk memperoleh kebenaran ilmiah, penelitian melibatkan dua proses penting yang saling terkait, yakni proses teoretisasi dan proses empirisasi pengetahuan.
Oleh karena itu, agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan seorang peneliti haruslah memiliki pemahaman yang mumpuni mengenai unsur-unsur penelitian dari segi proses teoretisasi dan proses empirisasi pengetahuan.
Unsur-unsur yang termuat dalam proses teoretisasi terdiri dari konsep, preposisi, dan juga teori. Sedangkan unsur-unsur penelitian dari segi empirisasi terdiri dari hipotesis dan variabel penelitian.
Terkait dengan hal tersebut, dalam artikel kali ini saya akan mencoba membahas secara sederhana dan mudah dipahami mengenai dua unsur dari proses teoretisasi, yakni Konsep dan Preposisi. Adapun pembahasan mengenai teori, nanti menyusul yaa, hehehe
Pengertian Konsep Menurut Ahli
Secara etimologi konsep berasal dari bahasa Latin yaitu Conceptum yang memiliki arti bisa dipahami. Maknanya, dengan adanya sebuah konsep dalam kehidupan, diharapkan manusia akan mudah untuk memahami suatu entitas dalam realita kehidupan di dunia.
Jika dalam kehidupan di dunia manusia tidak mengenal konsep dari setiap objek, saya rasa komunikasi antar-manusia akan terhambat karena masing-masing individu kesulitan memahami informasi yang disampaikan oleh individu lainnya.
Secara terminologi, beberapa para ahli memiliki definisi yang berbeda-beda secara redaksional mengenai konsep ini, kendatipun demikian, kandungan makna yang ada di dalam definisi tersebut memiliki keseragaman.
Pengertian Konsep Menurut Umar, H., (2004)
Konsep merupakan beberapa teori yang membahas tentang sebuah objek. Lazimnya sebuah konsep digunakan untuk mengelompokkan beberapa objek yang memiliki beberapa kesaamaan dalam ciri-cirinya.
Pengertian Konsep Menurut Woodruf (Amin, 1987)
Mendefinisikan konsep menjadi tiga bagian:
- Suatu gagasan ide yang relatif sempurna dan bermakna.
- Suatu pengertian tentang suatu objek.
- Produk subjektif yang berasal dari cara seseorang meembuat pengertian terhadap objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap sebuah entitas atau objek).
Pengertian Konsep Menurut Suharsaputra (2004)
Konsep adalah label atau penamaan yang dapat membantu seseorang membuat arti informasi dalam pengertian yang lebih luas serta memungkinkan dilakukan penyederhanaan atas fakta-fakta sehingga proses berfikir dan pemecahan masalah lebih mudah.
Definisi Konsep Menurut Singarimbun & Effendi (1987)
Konsep merupakan istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian sosial.
Melalui sebuah konsep, peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan suatu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
Jadi secara sederhana, sebuah konsep digunakan untuk mewakili realitas yang komplek.
Jenis-jenis Konsep
Secara umum di dalam sebuah penelitian dikenal dua jenis konsep, yaitu konsep-konsep yang jelas hubungannya dengan fakta atau realita yang diwakili, dan konsep-konsep yang lebih abstrak atau tidak jelas hubungannya dengan fakta atau realitas (Sofian Effendi, 2012).
Meja merupakan konsep jenis pertama, dengan menggunakan kata meja maka kita akan dengan mudah menangkap makna yang dimaksud, yaitu dengan menunjuk pada barang tertentu dengan ciri-ciri yang dimilikinya.
Adapun contoh konsep dalam pendidikan dapat berupa kurikulum, Semester, prestasi akademik, dan lainnya.
Jenis konsep kedua (yang lebih abstrak dari fakta atau realitas yang diwakili, misalnya interaksi sosial, hegemoni, dan lain-lain.
Di dalam beberapa referensi, konsep yang memiliki tingkat abstraksi tinggi disebut dengan konstruk (construct) karena dikonstruksikan dari konsep yang lebih rendah tingkatan abstraksinya (F.N. Kerlinger, 2006)
Jadi sebenarnya konstruk tersebut merupakan tingkat asbtraksi yang lebih tinggi dari kejadian-kejadian yang konkret sehingga tidak mudah menghubungkannya dengan kejadian-kejadian, objek atau individu tertentu.
Jenis konsep menurut Hamid Hasan (1996)
Menurut Hamid Hasan, Konsep terbagi menjadi tiga jenis; pertama, Konsep Konjungtif yakni konsep yang paling rendah yang menggambarkan benda atau sifat yang menjadi anggota konsep dengan tingkat persamaan yang tinggi dengan jumlah atribut yang banyak.
Kedua, Konsep disjungtif yaitu konsep yang memiliki anggota dengan atribut yang memiliki nilai beragam, konsep jenis ini punya kedudukan lebih tinggi. Ketiga, konsep relasional yang didefinisikan sebagai konsep yang menunjukan kebersamaan antara anggotanya dalam suatu atribut berdasarkan kriteria yang abstrak dan selalu dalam hubungan dengan kriteria tertentu.
Selain itu, konsep relasiona ini terbentuk karena adanya relasi/hubungan yang diciptakan dalam pengertian yang dikandungnya
Jenis Konsep Menurut Prof. Bambang Suwarno, Ph.D
Seorang Guru besar yang mengabdi di kampus tempat saya kuliah dulu, telah sejak lama mengklasifikasikan konsep untuk kepentingan penelitian ilmiah ke dalam tiga tingkatan, sebagai berikut.
- Konsep Teoretis, yaitu sebuah konsep yang mempunyai tingkatan abstraksi tertinggi dan merupakan pengertian esensi dari suatu fenomena.
- Konsep Empiris, yaitu gambaan konsep yang sudah dapat diobservasi.
- Konsep Analitis, merupakan konsep yang menunjukkan apa dan bagaimana konsep empiris itu dapat diketahui untuk kepentingan analisis.
Apabila diamati, sebenarnya klasifikasi konsep yang dibuat Prof. Bambang ini sangat teknis sekali sehingga dapat digunakan keperluan Definisi Operasional atau operasionalisasi variabel.
Fungsi Konsep
Fungsi Kognitif
Maksudnya bahwa sebuah konsep memiliki peran besar dalam membantu mengembangkan kemampuan berpikir yang dimiliki manusia. Sehingga manusia dapat memahami suatu konsep dari objek tertentu.
Fungsi Komunikasi
Sebagaimana telah diketahui bahwa di dalam sebuah konsep terkandung berbagai gagasan dan ide, sehingga, ketika orang lain membaca konsep tersebut, terjadi pertukaran informasi mengenai ide dan gagasan.
Fungsi Evaluatif
Maksudnya ketika seseorang membuat konsep atas suatu objek, maka secara tidak langsung orang tersebut akan melakukan penilaian atas objek yang akan dijadikan konsep tersebut.
Fungsi Operasional
Konsep (concept) sejatinya diciptkan untuk mempermudah operasional sebuah sistem, hal ini karena dengan adanya sebuah konsep maka sebuah operasional akan mudah dipahami, sehingga proses menjalankan aktivitas bisa menjadi lebih efektif dan efisien.
Ciri-ciri Konsep
Abstrak
sebagaimana diketahui bersama bahwa sebuah konsep terlahir dari buah pikiran manusia yang terbentuk untuk menggambarkan suatu entitas atau objek, oleh karena itu sebuah konsep bersifat abstrak. Tidak bisa dilihat, diraba, namun dapat dicerna dan dipahami.
Umum
Objek yang dijadikan sebuah konsep biasanya memiliki sifat dan karakteristik yang lebih umum. Informasi atau gambaran yang ada di dalamnya juga biasanya diketahui secara umum. Oleh karena itu, beberapa informasi antar objek bisa saja disatukan dalam sebuah konsep yang sama.
Personal
Seperti yang telah tertulis pada keterangan di atas. Konsep hanya dimiliki oleh personal. Maksudnya bahwa yang mampu memahami sebuah konsep secara utuh hanyalah orang yang membuat konsep.
Jadi, misalnya ada beberapa orang yang membaca satu buah konsep, tidak ada yang bisa benar-benar mengerti konsep tersebut selain orang yang membuat konsep.
Sederhana
Meskipun pengertian yang disematkan pada kata ‘konsep’ terdengar sulit dipahami, sebenarnya konsep memiliki sifat yang sederhana. Membuat konsep bisa dalam bentuk apa saja dan pada media apa saja. Asalkan pembuat konsep mengerti apa yang telah dan akan dibuatnya dalam konsep tersebut, maka bisa dibilang itu adalah konsep yang berhasil.
Peranan Konsep dalam Penelitian
Di dalam sebuah penelitian, sebuah konsep memiliki kedudukan yang cukup penting karena pada dasarnya sebuah konsep menghubungkan dunia teori dan dunia observasi, serta menghubungkan abstraksi dan realitas, baik realitas konkret ataupun abstrak.
Pentingnya Konsep dalam Penelitian
Merujuk pada Wimmer dan Dominick (2011) ada dua alasan mengapa sebuah konsep menjadi penting;
- Menggabungkan karakteristik, objek, atau orang tertentu dalam kategori umum.
- Konsep berfungsi untuk menyederhanakan komunikasi di antara orang-orang yang memiliki pemahaman mengenai konsep yang dimaksudkan.
MISALNYA: ketika insan pendidikan menggunakan istilah kurikulum untuk mendeskripsikan seperangkat rencana dan pengaturan yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan, sebagian besar individu yang berkutat dalam dunia pendidikan pasti memahami maksud dari konsep kurikulum tersebut.
Berdasarkan pemaparan yang cukup panjang tersebut, kesimpulannya, sebuah konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena atau peristiwa yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu.
Pengertian Proposisi
Secara sederhana, proposisi adalah hubungan logis antara dua konsep. Lazimnya proposisi dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua buah konsep.
Perlu diketahui bahwa Konstruksi sebuah teori terbentuk dari proposisi, dan proposisi merupakan suatu pernyataan mengenai satu atau lebih konsep/ variabel. Adapun proposisi yang menyatakan variabel tunggal disebut proposisi univariate, sementara itu, bila menghubungkan dua atau lebih variabel disebut proposisi multivariat.
Ciri-ciri Proposisi
- Merupakan suatu statement mengenai suatu realitas namun tidak mengenai nilai atau pendapat ideal, sehingga memungkinkan untuk dapat dikaji dan diuji betul atau salahnya.
- Selalu terkait dengan dengan gejala yang dapat diamati.
Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), di dalam penelitian sosial biasanya dikenal dua jenis proposisi, yaitu:
- Postulat atau aksioma, merupakan proposisi yang kebenarannya tidak dipertanyakan lagi oleh peneliti sehingga tidak perlu diuji lagi melalui penelitian ilmiah. Misalnya: Perilaku manusia selalu terikat dengan norma sosial.
- Teorema, merupakan proposisi yang dideduksikan/ disimpulkan dari aksioma atau dapat diartikan sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan sebagai kebenaran. Misalnya: perilaku seseorang dipengaruhi oleh niatnya untuk melakukan periku tersebut.
Konsep: Pendidikan & Pendapatan
Variabel: Tingkat Pendidikan & Tingkat Pendapatan
Proposisi: Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang memiliki relevansi dengan tingkat pendapatan seseorang.
Lanjutkan Membaca >> Pengertian Teori dan Jenis-jenisnya (Grand Theory, Middle-range Theory, & Practice Theory)
Bahan Bacaan
Ary, dkk. (2010). Introduction to Research in Education.
Bailey, K., D. (1994). Methods of Social Research.
Bryman, A. (2012). Social Research Methods.
Cohen, dkk. (2000). Research Methods in Education.
Corbetta, P. (2003). Sosial Research: Theory, Methods, and Techniques.
Hasan, H. (1996). Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial.
Kerlinger. (2006). Asas-Asas Penelitian Behavior.
McMillan J., & Schumacher. (2014). Research in Education Evidence-Based Inquiry.
McEwen M., & Wills, E., M. (2019). Tehoretical Basis for Nurse.
McMillan J., H. (2016). Fundamental of Educational Research.
Mudyahardjo, R. (2001). Pengantar Pendidikan.
Merton, R., K. (1967). On Theoretical Sociology.
Nazir, M. (2011). Metode Penelitian.
Singarimbun & Effendi. (1987). Metodologi Penelitian Survey.
Suharsaputra, U. (2004). Filsafat Ilmu.
Syahrum & Salim (2012). Metode Penelitian Kuantitatif.
Umar, H. (2004). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.