Pendekatan Penelitian

Secara sederhana, pendekatan penelitian merupakan cara berpikir yang diadopsi peneliti tentang bagaimana desain riset dibuat dan bagaimana penelitian akan dilakukan.

Para ahli di dalam bukunya telah mengklasifikasikan penelitian pendidikan (bahkan dalam ilmu sosial lain) dalam dua tiga kategori besar, yaitu: Pendekatan kuantitatif, pendekatan kualitatif, dan campuran (mix methods).

Seringkali pembahasan mengenai ketiga pendekatan ini disampaikan secara rancu dan kurang tepat, misalnya: ada yang mengatakan ketiga pendekatan tersebut merupakan metode. Padahal, metode adalah hal yang lebih spesifik atau turunan dari pendekatan.

Pada beberapa kasus ada yang menyampaikan pendekatan penelitian dengan istilah deduksi dan induksi. Padahal, deduksi dan induksi sebenarnya merupakan proses pendekatan yang digunakan oleh peneliti ketika akan melakukan analisis data.

Di dalam artikel ini, saya akan membahas pendekatan penelitian secara komprehensif dengan merujuk pada sumber-sumber yang kredibel dan valid. Insya Allah..

Sebelum itu, pastikan bahwa kawan-kawan sudah baca mengenai Penelitian Ilmiah sebagai pengetahuan dasar ya.

Eh, sebentar….

Sebelum kawan-kawan pembaca mempelajari secara spesifik mengenai pendekatan penelitia, sebaliknya kalian baca dulu mengenai paradigma penelitian. Memahami paradigma ini penting, biar kalian tahu asbabun nuzul kelahiran ketiga pendekatan yang mau saya bahas ini :d

Pendekatan Kuantitatif

Pada pembahasan kali ini saya tidak akan membahas mengenai definisi pendekatan kuantitatif, sebab pembahasan mengenai definisi pendekatan kuantitatif telah saya bahas sebelumnya.

Hakikat Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum, dan prediksi (Watson, dalam Danim 2002).

Fokus penelitian kuantitatif diidentifikasikan sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas, terbatas dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka.

Penelitian ini dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji hubungan antar variabel, menentukan kasualitas dari variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif atau meramalkan suatu gejala.

Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen (alat pengumpul data) yang menghasilkan data numerikal untuk kemudian datanya dianalisis dengan menggunakan teknik-teknik dalam statistika.

Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing.

Selain itu, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan digunakan.

Baca juga: Jenis-jenis metode penelitian ilmiah

Kapan sebaiknya Pendekatan Kuantitatif digunakan?

Jadi idealnya pendekatan kuantitatif ini sebenarnya akan lebih efektif apabila digunakan pada situasi atau kondisi yang memenuhi kriteria berikut.

  • Masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
  • Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
  • Apabila peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengaruh perlakuan/ treatment terhadap
    subyek tertentu.
  • Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
  • Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur.
  • Peneliti ingin menguji terhadap adanya suatu keraguan tentang kebenaran pengetahuan, teori, dan produk atau kegiatan tertentu.

Ciri-ciri Pendekatan Kuantitatif

  • Menggunakan data numerik; maksudnya data yang dikumpulkan bersifat angka-angka karena dalam proses analisis datanya berbasis matematika (khususnya statistik).
  • Fokus pada variabel yang dianalisis; maksudnya sebelum penelitian dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menentukan variabel penelitian dari sebuah fenomena yang akan dianalisis
  • Menggunakan analisis statistik; setelah variabel ditentukan dan datanya telah dikumpulkan, maka selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
  • Peneliti tidak memihak; di dalam penelitian kuantitatif, seorang peneliti harus menghindari subjektivitas dari subjek yang diteliti.
  • Validitas dan reliabilitas merupakan syarat mutlak; apabila kedua syarat ini terpenuhi maka hasil penelitian akan akurat, sebaliknya apabila keduanya tidak terpenuhi maka hasil penelitian akan diragukan.
  • Penelitian dengan pendekatan kuantitatif bersifat bebas nilai; di dalam pendekatan ini peneliti menggunakan nilai-nilai yang universal sehingga tidak lagi dipengaruhi oleh nilai-nilai yang melekat pada objek yang diteliti

Pendekatan Kualitatif

Definisi Pendekatan Kualitatif

Menurut Danim (2002)

Mengemukakan bahwa dasar penelitian kualitatif merupakan konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu.

Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran ialah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interkasinya dengan situasi sosial mereka.

Menurut Krik & Miller

Mengemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengtahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

Menurut Sugiyono (2005)

Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel yang ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut padang partisipan.

Demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek. Alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.

Baca juga: Penelitian Ilmiah

Hakikat Pendekatan Kualitatif

Pendekatan kuantitatif dimulai dengan proses berpikir deduktif untuk mendapatkan hipotesis, kemudian melakukan verifikasi data empiris, dan menguji hipotesis berdasarkan data empiris, serta menarik kesimpulan atas dasar hasil pengujian hipotesis.

Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data, sehingga peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif.

Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian, hal ini berarti bahwa peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu.

Hasil-hasil dari penelitian dengan pendekatan kualitatif yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula, sehingga apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung.

Simak ilustrasi berikut ini, biar ente pada paham..

Ketika seorang peneliti ingin mengetahui peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, maka peneliti tersebut harus mendatangi suatu sekolah kemudian mengali informasi yang terkait dengan peran kepala sekolah dalam pembinaan guru baik itu dari kepala sekolah, guru, maupun dokumen sekolah.

Begitu kira-kira ilustrasinya. Paham nggak?

Penelitian kualitatif mengutamakan makna, oleh karena itu makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa.

Ilustrasi lagi deh..

Ketika seorang peneliti akan melakukan penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, maka peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya.

Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi.

Lalu, sebagai bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara sahih dan tepat.

Masih nggak paham juga nih? baca lagi aja deh wkwk

Kapan Pendekatan Kualitatif digunakan?

Pendekatan kualitatif akan tepat digunakan untuk meneliti sebuah objek yang memenuhi kriteria berikut.

  • Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih gelap.
  • Bila peneliti ingin memahami makna di balik data yang tampak, hal ini karena pada dasarnya gejala
    sosial sering tidak dapat dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan
    dilakukan orang.
  • Bila peneliti ingin memahami interaksi sosial
  • Bila peneliti ingin memastikan kebenaran data, hal ini terkait dengan kenyataan bahwa data sosial sering sulit
    dipastikan kebenarannya. Nah, harapannya melalui berbagai teknik pengumpulan data kualitatif inilah, kepastian data bisa lebih terjaimin
  • Bila ingin meneliti tentang sejarah atau perkembangan.

Ciri-ciri pendekatan kualitatif

Berdasarkan uraian yang lumayan panjang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pokok penelitian kualitatif terdiri dari:

  • Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data.
  • Memiliki sifat deskriptif analitik.
  • Tekanan pada proses bukan hasil.
  • Bersifat induktif.
  • Mengutamakan makna.

Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif

Pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode ataupun teknik untuk melakukan penelitian merupakan hal penting agar dapat dicapai hasil yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan.

Pertanyaannya adalah:

Pendekatan yang mana sebaiknya digunakan apakah pendekatan kualitatif atau kuantitatif? Hayo yang mana. wkwk

Jadi kalau kita paham, sebenarnya keduanya bagus apabila digunakan dengan baik, benar dan sesuai peruntukannya.

Nah, perbedaan di antara keduanya, meliputi hal-hal sebagai berikut.

Perbedaan pertama

Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi dan konteks tertentu. Lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.

Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian. Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang akan menentukan tahapan berikutnya seperti teknik analisa dan teknik statistik yang akan digunakan. Lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran
angka statistik.

Perbedaan kedua

jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, dasar teori sebagai pijakan ialah adanya interaksi dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsirkan berdasarkan sudut pandang yang bersangkutan dengan cara mencari makna dari gejala yang sedang diteliti.

Jika kita menggunakan pendekatan kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata atau terukur.

Perbedaan ketiga

Tujuan utama penelitian kualitatif adalah mengembangkan pengertian, konsep-konsep yang pada akhirnya menjadi teori.

Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, mengungkap fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, serta menaksir dan meramalkan hasilnya.

Perbedaan keempat

Pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, dan berubah-ubah/ berkembang sesuai dengan situasi lapangan (harus fleksibel dan terbuka.

Desain penelitian kuantitatif bersifat spesifik dan detil karena merupakan suatu rancangan yang akan dilaksanakan sebenarnya. Jika desainnya salah, hasilnya menyesatkan.

Perbedaan kelima

Pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya data dapat berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, dan catatan-catatan lapangan saat penelitian dilakukan.

Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya bersifat kuantitatif/ angka-angka.

Perbedaan keenam

Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya bukan jumlah. Ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci keberhasilan penelitian kualitatif. Sampel dipandang sebagai sampel teoretis dan tidak representatif.

Pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel besar karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin besar sampel
akan merepresentasikan kondisi riil.

Perbedaan ketujuh

Jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka yang bersangkutan menggunakan teknik observasi terlibat langsung, seperti dilakukan oleh peneliti bidang antropologi dimana peneliti terlibat langsung dengan yang diteliti.

Jika pendekatan kuantitatif diterapkan maka teknik yang digunakan berbentuk observasi terstruktur, survei menggunakan kuesioner, dan eksperimen.

Perbedaan kedelapan

Di dala pendekatan kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun antara peneliti dengan sumber data didasarkan pada saling kepercayaan.

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan tersebut seperti hubungan antara subyek dan obyek.

Perbedaan kesembilan

Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep untuk membangunan teori baru.

Analisa data penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris terhadap teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan.

Pendekatan Campuran

Beberapa dasar pemikiran yang melatarbelakangi mengapa penelitian gabungan kuantitatif dan kualitatif (mixed method) dikembangkan, berawal dari ketidakpuas­an para peneliti, setelah mencermati secara mendalam kelemahan yang dihasilkan penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Ketidakpuasan terhadap kelemahan penelitian kuantitatif maupun kualita­tif, maka pada awal 1990­an peneliti mencoba menggunakan penelitian gabungan (mixed methods), yaitu menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam meneliti satu masalah.

Proses bagaimana kedua pendekatan diatas bisa diadopsi memang problematik, kendati demikian refersensi yang saya baca memberikan penekanan yang menunjukkan bahwa satu metode cenderung lebih dominan dibanding lainnya.

Dengan kata lain, satu metode berperan sebagai komplementer atau pelengkap metode yang lainnya. singktnya sih begitu.

Sesuai istilahnya, pendekatan campuran menggunakan metode yang juga kombinasi keduanya. Proses melakukan kombinasi ini tentu memakan waktu lebih lama dan dalam beberapa hal lebih sulit karena peneliti harus memiliki pengetahuan dan skill dalam mengolah data kualitatif dan kuantitatif.

Namun, hasilnya bisa dari pendekatan campuran ini lebih optimal karena data yang diperoleh bisa saling melengkapi.

Definisi Pendekatan Kualitatif

Menurut Tashakkori dan Teddlie (2005)

“Mixed research is a general type of research (it’s one of the three paradigms) in which quantitative and qualitative methods, techniques, or other paradigm characteristics are mixed in one overall study”

Menuru Lofgreen (2006)

Lofgreen mengemukakan bahwa penggabungan dilakukan pada fase yang berbeda dalam proses penelitian. Ia mengemukakan: “Combined the qualitative and quantitative approaches in different phases of the research pro-
cess.”

Empat Fase kemunculan Pendekatan Gabungan

Fase formatif

Campbell dan Fiske (1959) dalam penelitian tentang sifat-­si­fat psikologis manusia telah menggunakan berbagai metode dan teknik (multi-methods and multitraits) pada saat pengumpulan data tentang sifat­ sifat individu.

Mereka mengembangkan multitrait, dan matriks multimethod untuk me nge tahui variasi atribut dalam kepribadian seseorang. Dilanjutkan oleh Sie­ber (1973) dan Jick (1978).

Fase Debat

Pada 1970­an dan ­1980­an diwarnai oleh masa debat antara pro dan kontra tentang apakah penelitian kuantitatif atau kualitatif yang lebih tepat dan benar untuk memecahkan suatu masalah penelitian, karena penelitian kuali­tatif berbeda asumsi dasarnya kalau dibandingkan dengan kuantitatif.

Penelitian kuantitatif dengan paradigma dasarnya positivisme, sedangkan penelitian kualitatif paradigmanya adalah konstruktivisme.

Fase Pengembangan Prosedur

Pada tahun 1989, Greece, Cara­celli, dan Graham merupakan tiga ahli dalam bidang evaluasi, menulis artikel dengan men­coba mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tipe proses penelitian gabungan kuantitatif dan kualitatif.

Diikuti oleh Cresswell (1994) yang mengidentifikasi tiga tipe rancangan penelitian gabungan.

Selanjutnya 1998, Tashakkori dan Teddlie me­nerbitkan overviu mengenai metode penelitian gabungan kualitatif dan kuanti­tatif, dan berikutnya pada tahun 2000 Bamberger menerbitkan tulisan dengan judul International Policy Mixed Methods Research. 

Fase Pembelaan Pendekatan Gabungan

Fase ini ditandai dengan pesatnya minat terhadap penelitian gabungan, dengan munculnya berbagai terbitan yang berhubungan dengan penelitian gabungan (mix method).

Kekuatan dan Kelamahan Pendekatan Gabungan

  • Penelitian gabungan membantu peneliti menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab kalau hanya menggunakan salah satu pendekatan penelitian.
  • Penelitian gabungan menyediakan kekuatan dan lebih sedikit kelemahan diban­dingkan kalau peneliti hanya menggunakan penelitian kuantitatif atau kualitatif.
  • Penelitian gabungan menyediakan bukti­bukti lebih komprehensif.
  • Menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif secara kritis dan kreatif, lebih memungkinkan peneliti menyingkap dan mengatasi masalah yang diteliti secara lebih tajam dan komprehensif.
  • Penelitian gabungan memberanikan peneliti menggunakan berbagai paradigma/ pandangan dalam memecahkan suatu masalah yang diteliti.
  • Penelitian gabungan memungkinkan peneliti bebas menggunakan berbagai cara.
  • Penelitian gabungan menyediakan gambaran umum dan komprehensif.

Perbandingan Mendar Ketiga Pendekatan

KomponenKuantitatifKualitatifGabungan
Peranan TeoriMenguji Teori/ DeduktifInduktif/ bottom upDeduktif & Induktif
Pandangan tentang tingkah lakudapat diramaldinamis, situasional, kontekstual, dan personaldalam kondisi tertentu dapat diramal
Hakikat realitas sosialObjektif dan dapat diukur Dapat dikonstruksi orang, subjektif, dan personal.Akal sekal, realism
dan pragmatic memandang dunia
Sasaran/ subjek penelitian Artiisial, manipulatifNaturalistik, latar alami, situasi riilArtiisial dan naturalistik
InstrumenAngket, Tes, skala.Peneliti sebagai instrumen, Buku catatan, tape, handycam, dan Unobtrusive measures.Multimethod dan bervariasi sesuai dengan tujuan
DataKuantitatif, Hasil pengukuran atau hasil asesmen variabel dengan menggunakan instrumen.Kualitatif, Dokumen pribadi, ucapan, catatan lapangan, tindakan responden dan lain-lain.Kuantitatif dan kualitatif
SampelRepresentatif, Luas/besar, Diambil secara acak dari populasi, Ditentukaan sejak awal.Tidak representatif, Kecil, Tidak acak, Purposive, snowball.Representatif dan luas untuk kuantitatif Dan terbatas untuk kualitatif
Hasil
penelitian
Ditentukan oleh kesahihan (validity), dan keterandalan (reliability) instrumen penelitian yang digunakan, proses penelitian dan analisis data penelitian dapat menggeneralisasi temuanDitentukan oleh kredibilitas dan dependibilitas, proses dan hasil penelitian.Disesuaikan dengan format yang dipilih (kuantitatif) dan diakhiri dengan pencarian makna untuk kualitatif
Bentuk laporan akhirLaporan menggunakan format statisitik (korelasi, komparasi, perbedaan, dan sebagainya.)Laporan naratif dengan penggambaran kontesktualEklektik dan pragmatik

Bahan Bacaan
Bamberger, M. (2000). Integrating Quantitative and Qualitative Research in Development Projects.
Campbell, D. T., & Fiske, D. W. (1959). Convergent and discriminant validation by the multitrait-multimethod matrix.
Creswell, J. W. (1994). Research Design Qualitative and Quantitative.
Danim, S. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif.
Davis, D., & Conseza, R. (1985). Business Research for Decision.
McMillan, J.H. & Schumacher, S. (2001). Research in Education.
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian.
Kirk, J. & Miller, M. L., (1986). Reliability and Validity in Qualitative Research.
Lodico, G., M., Spaulding, D., T., Voegtle, K., H., (2010). Methods in Educational Research From Theory to Practice.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif.
Tashakkori, & Teddlie, C., (2005). Mixed Methodhology.
Yusuf, M., A., (2017). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan.

Tinggalkan komentar