Jenis Metode dalam Penelitian Kuantitatif

Kali ini saya akan membahas jenis metode penelitian yang termasuk dalam pendekatan kuantitatif atau disebut juga sebagai metode penelitian kuantitatif. For your information, pembahasan kali ini sangat terkait erat dengan pembahasan sebelumnya mengenai pendekatan penelitian dan  jenis-jenis metode penelitian.

Sebagaimana telah sampaikan sebelumnya bahwa metode penelitian Kuantitatif merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial.

Untuk melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan dalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Tujuan penelitian kuantitatif yaitu untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.

Secara garis besar metode yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif itu terbagi menjadi dua metode, yaitu metode eksperimen dan non-eksperimen.

Kedua metode penelitian kuantitatif tersebut juga memiliki turunan yang sangat banyak dan beragam. Nanti akan saya bahas pada artikel berikutnya ya.

Metode Eksperimen dalam Penelitian Kuantitatif

Metode eksperimen dimulai pada Abad 19 dan awal Abad 20 dalam bidang kajian psikologi. Pada Tahun 1903, Schuyler menggunakan kelompok eksperimen dan kontrol sehingga pengunaannya menjadi sangat umum.

Sekitar tahun 1952, Campbell & Stanley menulis sebuah buku yang menjelaskan langkah-langkah melakukan penelitian dengan metode eksperimen.

Definisi Metode Eksperimen

Menurut Ary, dkk (2010)

Metode penelitian eksperimen adalah investigasi ilmiah di mana peneliti memanipulasi satu atau lebih banyak variabel independen, mengontrol variabel lainnya, dan mengamati efek manipulasi pada variabel dependen.

Menurut Fraenkel, dkk (2012)

Metode Eksperimen adalah metode ilmiah yang paling konklusif, sebab dalam penelitian eksperimen, peneliti benar-benar membuat treatement (perlakuan) yang berbeda dan kemudian mempelajari efeknya.

Tidak heran jika hasil dari jenis metode penelitian ini cenderung mengarah pada interpretasi yang paling jelas.

Menurut Matthew & Ross (2010)

Merupakan metode yang muncul berdasarkan asumsi bahwa materi atau kasus yang sedang dipelajari dapat dimanipuasi oleh peneliti dalam beberapa cara, sehingga beberapa perubahan atau perbedaan dapat diukur.

Menurut Best & Kahn (2006)

Penelitian eksperimen adalah sebuah penelitian  di mana seorang peneliti secara disengaja memanpulasi variabel independen untuk diketahui dampaknya terhadap variabel dependen. Fokus dari penelitian ini adalah untuk melihat efek atau hubungan varibel independen yang senagaja dimanipulasi terhadap variabel dependennya.

Menurut Johnson & Cristensen (2014)

Experiment An environment in which the researcher attempts to “objectively” observe phenomena that are made to occur in a strictly controlled situation in which one or more variables are varied and the others are kept constant.

Menurut Campbell & Stanley (1966)

Penelitian eksperimental merupakan suatu bentuk penelitian di mana variabel dimanipulasi sehingga dapat dipastikan pengaruh dan efek variabel tersebut terhadap variabel lain yang diselidiki atau di­ observasi.

Secara sederhana penelitian eksperimen diartikan sebagai penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efek atau pengaruh atas kondisi buatan (artificial condition) yang sengaja diciptakan secara sistematis oleh peneliti.

Tujuan Metode Penelitian Eksperimen

Secara umum tujuan penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan (treatment) tertentu pada gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan (treatment) berbeda.

Misalnya ketika seorang Guru Ekonomi yang mengajar di kelas X IPS 1 dan X IPS 2, hendak meneliti pengaruh penggunaan model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

Di dalam kasus tersebut, guru ekonomi yang bersangkutan akan menerapkan model problem based learning pada kelas X IPS 1 dan model pembelajaran konvensional pada kelas X IPS 2, untuk selanjutnya dilihat model pembelajaran mana yang paling signifikan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada kedua kelas tersebut.

Aduh, ngerti enggak kira-kira? coba baca Contoh Penelitian Eksperimen ya. Biar pemahamannya makin josss!

Karakteristik Metode Eksperimen

Agar tujuan metode penelitian eksperimen ini tercapai, ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi dalam metode eksperimen. Saya membuat sintesis dari perndapat Gravetter & Forzano (2012), serta pendapat Ary, dkk (2010), dan merumuskan 4 karakteristik yang ada dalam penelitian eksperimen, sebagai berikut.

Manipulasi (Manipulation)

Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah tindakan memanipulasi variabel secara terencana diakukan oleh peneliti, yang dimaksud dengan manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat.

Pengukuran (Measurement)

Adanya pengukuran variabel dependen baik pada kelompok kontrol atau pun kelas treatment untuk mendapatkan skor dari masing-masing kelompok kelas.

Perbandingan (Comparison)

Setelah diukur, selanjutnya dilakukan perbandingan skor antara kelas treatment dengan kelas kontrol sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh treatment yang diberikan.

Kontrol (Control)

Upaya kontrol selalu sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang ada. Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan mengontrol suatu variabel atau subjek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan penting karena tanpa melakukan kontrol secara sistematis, seorang peneliti tidak munkin dapat melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat.

Proses Penelitian Eksperimen Secara Umum

Merujuk pada pendapat dari Gay, dkk (2012) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen terbagi menjadi enam proses, sebagai berikut:

  • Memilih dan menentukan masalah penelitian (Select & define a problem)
  • Memilih partisipan dan merumuskan instrumen penelitian (Select participants and measuring instruments)
  • Menyiapkan rencana penelitian (prepare a research plan)
  • Menjalankan prosedur yang telah dibuat (Execute procedures)
  • Menganalisis data (Analyze the data)
  • Memformlasikan kesimpulan penelitian (Formulate conclusions)

Experimental Research Setting

Menurut Johnson & Cristensen (2014) penelitian eksperimen dapat dilakukan dalam berbagai setting, seperti eksperimen lapangan, eksperimen laboratorium, dan juga eksperimen yang berbasis internet.

Eksperimen lapangan

Metode eksperimen lapangan adalah studi penelitian eksperimen yang dilakukan dalam setting kehidupan nyata.

Eksperimen laboratorium

Metode eksperimen laboratoirum adala penelitian yang dilakukan di lingkungan yang terkontrol dalam sebuah laboratorium di mana peneliti memanipulasi satu atau lebih variabel. Keuntungan dalam setting penelitian ini, peneliti dapat mengontrol variabel asing yang sekiranya dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Eksperimen internet

Eksperimen internet adala studi eksperimental yang dilakukan melalui internet. Dalam konteks manipulasi variabel, penelitian eksperimen dengan setting internet ini memiliki karakteristik yang sama dengan eksperimen lapangan atau laboratorium, yakni berusaha memanipulasi satu atau lebih variabel independen dan mengendalikan sebanyak mungkin variabel asing.

Jenis-jenis Metode Eksperimen

Di kalangan para ahli terdapat diskursus mengenai klasifikasi metode penelitian eksperimen. Creswell (2012) membaginya dari perspektif banyaknya kelompok yang digunakan, sehingga merumuskan metode eksperimen dalam dua jenis; Between Grup design dan Within Grup design.

Para pakar lain membagi metode eksperimen dari tingkat kekuatannya, tercatat klasifikasi dari perspektif ini terbagi ke dalam tiga bentuk design, yakni; Pre experiment, True experiment, dan Quasi experiment.

Meskipun metode eksperimen yang saya paparkan dikelompokan dari perpekstif yang berbeda, namun kesemuanya masih saling terkait satu sama lain.

Pada pembahasan kali ini, saya akan mencoba membahas jenis penelitian eksperimen dari kedua perspektif tersebut secara umum saja.

Oh iya, Selain itu jenis-jenis metode eksperimen sebagaimana saya paparkan di atas itu hanya klasifikasi secara general saja, kalau mau tahu lebih lengkap baca ini; Penelitian Eksperimen.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen

Di dalam bukunya yang berjudul Educational Research, Johnson & Christiansen (2014) mengemukakan masing-masing kekurangan dan kelebihan dari metode penelitian eksperimen, sebagai berikut.

Kelebihan Metode Penelitian Eksperimen

  • Memiliki kemampuan untuk membuktikan hubungan sebab akibat, maksudnya bahwa kesimpulan hubungan sebab-akibat yang dihasilkan dalam penelitian eksperimen ini lebih kuat dibandingkan metode non-eksperimen.
  • Kemampuan untuk memanipualsi secara tepat satu atau lebih variabel yang diingingkan peneliti.
  • Peneliti dapat memanipulasi variabel independen untuk dilihat pengaruhnya terhadap variabel dependen.

Kekurangan Metode Penelitian Eksperimen

  • Hasil dari penelitian eksperimen sulit digeneralisasikan dalam kehidupan sehari-hari, artinya hasil suatu penelitian eksperimen tidak dapat langsung digunakan dalam kehidupan nyata atau sehari-hari.
  • Penelitian dengan metode eksperime membutuhkan waktu yang cukup lama, hal ini karena beberapa vaiabel independen yang harus dimanipulasi sekian lama agar dampaknya terhadap variabel dependen tampak dan bisa diamati.
  • Penelitian metode eksperimen ini cenderung menganggap manusia sebagai objek yang dapat dimanipulasi.

Metode non-Eksperimen

Metode kedua yang termasuk dalam metode penelitian kuantitatif adalah metode non-Eksperimen. Pada paragraf selanjutnya, saya mencoba membahas metode ini secara umum.

Definisi Metode non-Eksperimen

Dalam lingkup pendekatan kuantitatif, para ahli mengidentikkan bahkan menyamakan metode non-eksperimen ini dengan Metode Penelitian Survey.

Hal ini karena banyaknya persamaan antara survey dan metode non-eksperimen.

Menurut Johnson & Christensen (2014)

Penelitian non-Eksperimen merupakan penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak memiliki kontrol langsung terhadap variabel independen karena manifestasinya telah terjadi atau bahkan karena secara inheren variabel yang diteliti memang tidak dapat dimanipulasi.

Menurut Ary, dkk (2010)

Penelitian non-eksperimen dalam pendekatan kuantitatif merupakan penelitian di mana peneliti hanya dapat mengidentifikasi hubungan antar-variabel tapi tidak dapat melakukan manipulasi variabel.

Merujuk pada pendapat para ahli di atas, jadi penelitian non-eksperimen ini merupakan penelitian di mana peneliti hanya dapat menguji hubungan antar-variabel dan peneliti juga tidak dapat memanipulasi variabel.

Dalam proses pengumpulan datanya pun biasanya peneliti akan menggunakan sebuah kuesioner penelitian yang didistribusikan kepada responden. Btw kalian sudah paham proses pembuatan kuesioner? Baca dulu tentang kuesioner penelitian ini ya.

Langkah-langkah dalam Penelitian non-Eksperimen

Menurut Johnson & Christiansen (2014), langkah-langkah dalam penelitian non-eksperimen ini sebenarnya mirip dengan langkah-langkah dalam penelitian eksperimen, yakni terdiri dari:

  • Peneliti menentukan masalah penelitian dan hipotesis yang akan diuji.
  • Peneliti memilih variabel yang akan digunakan dalam penelitiannya.
  • Peneliti mengumpulkan data.
  • Peneliti menganalisis data.
  • Selanjutnya, peneliti melakukan interpretasi hasil penelitian.

Jenis Metode non-Eksperimen Berdasarkan Waktu

Ada dua alasan mendasar mengapa peneliti perlu memahami klasifikasi berdasarkan dimensi waktu ini; 1) para peneliti ingin mengetahui bagaimana variabel berubah dari waktu ke waktu, dan 2) untuk mempelajari sebab dan akibat, seorang peneliti harus memahami waktu yang tepat untuk mengumpulkan data.

Berdasarkan dimensi waktu ini, ada dua format waktu yang paling sering dipergunakan:

  • Cross-Sectionalyaitu data dikumpulkan dari peserta penelitian pada satu titik waktu yang relatif singkat.
  • Longitudinal, yaitu data dikumpulkan pada lebih dari satu titik waktu atau selama lebih dari satu periode pengumpulan data. Biasanya format waktu ini digunakan apabila peneliti ingin meneliti perubahan yang terjadi dalam beberapa lintas waktu.

Ada beberapa variasi dalam penelitian dengan format waktu longitudinal, yakni: Time series (peneliti meneliti perubahan dalam satu populasi mengenai topik yang sama dari waktu ke waktu), Panel (peneliti melibatkan sampel yang sama persis dari waktu ke waktu), dan Cohort study (Penelitian dengan format waktu cohort hampir mirp dengan format panel, hanya saja format cohort tidak mengharuskan peneliti untuk menggunakan sampel yang sama ketika penelitian dimulai)

Jenis Metode non-Eksperimen Berdasarkan Tujuan

Perlu kita pahami bahwa terjadi diskursus antar-para ahli mengenai jenis penelitian survey berdasarkan tujuannya. Ada yang membaginya menjadi tiga jenis desain, empat jenis desain, bahkan ada juga yang membaginya menjadi enam jenis desain.

Berikut ini saya paparkan dulu pendapat para ahli mengenai klasifikasi penelitian suvey berdasarkan tujuan.

Menurut James H. McMillan (2012)

  • Penelitian Deskriptif, Penelitian yang tujuan utamanya mendeskripsikan sebuah fenomena.
  • Penelitian Komparasi, Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan nilai variabel dari dua level atau lebih variabel independen.
  • Penelitian Korelasi, merupakan penelitian yang bermaksud menguji hubungan dua variabel.
  • Penelitian Prediksi, Penelitian yang tujuannya untuk menguji seberapa baik sebuah variabel independen memprediksi variabel dependennya.
  • Penelitian Kausal-komparasi, To suggest causal conclusions by comparing groups that receive naturally occurring interventions.
  • Penelitian Ex Post Facto, penelitian yang bertujuan untuk menarik kesimpulan kausal dengan membandingkan kelompok yang menerima intervensi berbeda di masa lalu.

Menurut Johnson & Christensen (2014)

  • Penelitian Deskriptif, merupakan penelitian yang hasil penelitiannya difokuskan untuk memberikan deskripsi atau gambaran yang akurat tentang status atau karakteristik suatu situasi atau fenomena.
  • Penelitian Prediksi, yaitu penelitian yang fokus pada prediksi variabel dependen berdasarkan variabel independennya.
  • Penelitian Eksplanatori, penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu fenomena terjadi.

Menurut Ranjit Kumar (2004)

  • Penelitian deskripsi, sebuah penelitian yang mencoba menggambarkan secara sistematis sebuah situasi, masalah, atau sebuah fenomena.
  • Penelitian eksplanatori, sebuah penelitian yang berupaya menjelaskan mengapa dan bagaimana hubungan di antara variabel independen dan variabel dependen.
  • Penelitian korelasi, merupakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk menemukan atau menetapkan keberadaan hubungan/ asosiasi antara dua aspek atau lebih dalam suatu situasi atau fenomena.
  • penelitian eksplanatori, sebuah penelitian yang dilakukan untuk menjelajahi atau menyelidiki kemungkinan untuk melakukan suatu penelitian tertentu.

Menurut Lawrance Neuman (2014)

  • Penelitian Deskriptif, merupakan penelitian yang tujuannya untuk memberikan gambaran secara detail dan spesifik menggunakan kata-kata atau angka-angka mengenai karakteristik, sifat, keadaan, atau gejala suatu fenomena.
  • Penelitian Eksplanatori, merupakan penelitian yang menjelaskan mengapa sebuah peristiwa dapat terjadi, membangun, menguraikan, memperluas atau bahkan menguji teori.
  • Penelitian Eksploratori, merupakan penelitian yang sifatnya menjelajah untuk memperdalam pengetahuan mengenai suatu gejala tertentu yang relatif baru dengan maksud merumuskan hipotesis yang berguna bagi penelitian selanjutnya.

Meskipun para ahli memiliki klasifikasi berdasarkan versinya masing-masing, tapi itu tidak jadi masalah. Terserah kita mau merujuk ke pendapat siapa, yang penting ada landasannya aja. Jangan bikin klasifikasi sendiri, ye..

Kelebihan dan Kekurangan Metode non-Eksperimen

Kelebihan Penelitian non-Eksperimen

  • Bisa menggunakan populasi yang besar
  • Menjangkau lokasi terpencil dengan menggunakan surat, email, atau telepon.
  • Sampel yang besar memberi hasil signifikan secara statistik
  • Pertanyaan standar membuat pengukuran lebih tepat
  • Memiliki kemampuan tinggi dalam mengeliminasi subjektivitas peneliti

Kekurangan Penelitian non-Eksperimen

  • Standarisasi metodologi memaksa peneliti merancang pertanyaan umum sehingga menghapus keunikan tiap responden.
  • Peneliti harus memastikan bahwa sejumlah besar sampel memberikan respon.

Perbedaan Metode Eksperimen dan non-Eksperimen

Di dalam metode penelitian kuantitatif, kedua metode yang saya paparkan di atas memiliki perbedaan mencolok antara penelitian eksperimen dan non-eskperimen terletak pada adanya upaya manipuasi kondisi dan perlakuan (treatment) yang diberikan.

Dalam penelitian eksperimen, peneliti dengan sengaja menciptakan situasi dan kondisi sedemikian rupa untuk subjek penelitian, selain itu dalam penelitian eksperimen adanya treatment yang diberlakukan dalam penelitian eksperimn.

Adapun dalam penelitian non-eksperimen, kedua hal tersebut tidak dilakukan.

Bahan Bacaan
Ary, D., dkk. (2010). Introduction to Research in Education.
Best, J. W. and Kahn, J. V. (2006). Research in Education.
Campbell, D. T, Stanley, J., C. (1963). Experimental and quasi-experimental designs for research.
Creswell, J. W. (2012). Educational Research.
Fraenkel, J. R., & Wallen, N. E (2012). How to Design and Evaluate Research in Education.
Gravetter, F. J., & Forzano, L.-A. B. (2012). Research Method: For The Behavioral Science.
Johnson & Christensen. (2014). Educational Research.
L. R. Gay, Geoffrey E. Mills, Peter W. Airasian (2011). Educational Research.
Matthews, B. and Ross, L. (2010). Research Methods.
Neuman, L., R., (2010). Social Research Methods.

2 pemikiran pada “Jenis Metode dalam Penelitian Kuantitatif”

Tinggalkan komentar