Jenis Penelitian Ilmiah

Pada kesempatan kali ini saya akan berusaha membahas mengenai jenis-jenis penelitian ilmiah secara komprehensif dengan penyampaian yang lebih disederhanakan. Kalian sudah mempelajari mengenai penelitian ilmiah, kan? Baca itu dulu sebagai pengetahuan awal ya..

Mempelajari jenis-jenis penelitian ilmiah merupakan hal cukup rumit, sebab setiap referensi yang ditulis oleh ahli cenderung mengklasifikasikan penelitian ilmiah dengan cara dan dasar pemikiran yang berbeda-beda.

Meskipun begitu, secara umum penelitian dapat dibagi menjadi 5 jenis penelitian ilmiah, berdasarkan 5 perspektif, yaitu:

  • Berdasarkan pendekatan
  • Berdasarkan Tujuan
  • Berdasarkan kegunaan
  • Berdasarkan tempat
  • Berdasarkan bidang kajian
  • Berdasarkan waktu dilaksanakannya.

Baca juga: Jenis-jenis metode penelitian

Penelitian Berdasarkan Pendekatan

Jenis penelitian ilmiah berdasarkan pendekatan penelitian secara garis besar terbagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan paradigma yang melatarbelakangi kemunculannya.

Ketiga paradigma yang dimaksud terdiri dari paradigma kontruktivisme, paradigma positivisme, dan paradigma pragmatisme. Ketiga paradigma tersebut, selanjutnya melahirkan pendekatan penelitian yang berbeda-beda.

Paradigma merupakan keyakinan dasar sebagai landasan untuk mencari jawaban atas hal-hal yang sifatnya ontologi, epistemologi, dan metodologi (Denzin & Lincoln, 2018)

Para penganut paradigma positivisme meyakini bahwa kebenaran yang ada di dunia dapat diukur secara objektif melalui penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian yang andal.

Hal tersebut berarti bahwa peneliti harus menggunakan metode yang memaksimalkan objektivitas, melepaskan faktor subjektivitas serta unsur “kemungkinan” dalam proses penelitian agar dihasilkan sebuah kebenaran atas temuannya.

Berbanding terbalik dengan paradigma positivisme.

Para penganut paradigma konstruktivisme meyakini bahwa realitas yang terjadi di dunia merupakan sesuatu yang bersifat relatif dan tidak pernah definitif sebagaimana diklaim oleh para penganut paradigma Positivisme

Pada fase selanjutnya, paradigma positivisme melahirkan pendekatan kuantitatif, dan paradigma konstruktivisme melahirkan pendekatan kualitatif. Sementara itu, paradigma pragmatisme melahirkan pendekatan gabungan (mix method).

Proses emunculan pendekatan mix method yang terlahir dari paradigma pragmatisme terbilang unik, sebab mix method ini muncul sebagai jalan tengah bagi para insan ilmiah yang terlampau fanatik terhadap salah satu pendekatan.

saya sengaja bahas dulu paradigma biar para pembaca sekalian paham proses lahirnya pendekatan-pendekatan penelitian yang sekarang banyak digunakan. Setelah baca artikel ini, baca juga tentang Paradigma Penelitian ya biar pemahamannya makin komprehensif!

Kembali ke pembahasan kita..

Oke.

Jadi pada intinya pendekatan penelitian ilmiah ini terbagi menjadi tiga.

Pendekatan Kuantitatif

Pada dasarnya para ahli memiliki pemahaman yang sejalan mengenai definisi pendekatan kuantitatif (quantitative approach) kendati redaksi pengungkapannya berbeda-beda. Berikut pengertian pendekatan kuantitatif menurut para ahli.

Definisi Pendekatan Kuantitatif Menurut Ahli

Ary, dkk (2010) mengemukakan bahwa “Quantitative research uses objective measurement to gather numeric data that are used to answer questions or test predetermined hypotheses. It generally requires a well-controlled-setting”

Muijs (2004) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif merupakan upaya menjelaskan fenomena dengan pengumpulan angka kemudian dianalisis dengan metode berbasis matematika.

Kasiram (2008) Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

Marguerite (2010) mengungkapkan pendekatan kuantitatif sebagai penelitian yang hasilnya dirangkum secara numerikal.

Sebuah penelitian kuantitatif tidak memberikan hasil penelitian secara kultural dari subjek yang diteliti, melainkan memberikan makna dalam bentuk penafsiran angka statistik.

Untuk memberikan hasil penelitian yang andal, validitas dan reliabilitas alat ukur merupakan hal mutlak, sebab jika penelitian kuantitatif dilakukan dengan reliabilitas dan validitas yang jelek, maka hasil penelitian akan diragukan kualitas penelitian serta kebenaran temuannya.

Penelitian kuantitatif terdiri dari dua metode, yaitu:

  • Metode eksperimen
  • Metode non-eksperimen (survey).

Pendekatan Kualitatif

Dikutip dari Denzin and Lincoln (1994) sebagaimana dirilis oleh simply psychology

“Qualitative research is multimethod in focus, involving an interpretive, naturalistic approach to its subject matter. This means that qualitative researchers study things in their natural settings, attempting to make sense of, or interpret, phenomena in terms of the meanings people bring to them”

Menurut Saryono (2010), pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.

Dikutip dari Merriam & Tisdell (2012), penelitian kualitatif terdiri dari lima metode:

  • Fenomenologi.
  • Grounded theory.
  • Etnografi.
  • Naratif Analisis.
  • Studi kasus.

Penelitian Berdasarkan Kegunaan

Dilihat dari perspektif kegunaan, jenis penelitian ilmiah diklasifikasikan menjadi dua jenis yakni penelitian dasar (Basic Research) dan penelitian terapan Applied Research).

Penelitian Dasar (basic research)

Penelitian dasar (basic research) merupakan penelitian yang tujuan utamanya untuk memeriksa, memverifikasi, membuat generalisasi atau menyempurnakan teori yang telah ada sebelumnya.

Contohnya: penelitian survey untuk meneliti mengenai perilaku prokrastinastik siswa SMA dengan maksud untuk mengembangkan, membuat generalisasi, serta mengembangkan teori mengenai prokrastinastik yang telah ada sebelumnya.

Penelitian Terapan (applied research)

Penelitian terapan merupakan penelitian yang dalam praktiknya menerapkan teori untuk tujuan mencari solusi atas masalah praktis yang terjadi.

misalnya penelitian seorang guru untuk menentukan model pembelajaran yang paling tepat dan efektif bagi siswa dengan gaya belajar kinestetik.

Secara umum, penelitian terapan terbagi menjadi empat jenis yang terdiri: Penelitian eksperimen (Experimental Research), penelitian Evaluasi (Evaluation Research), Penelitian Tindakan (Action Research), serta Penelitian dan Pengembangan (Research and Development).

Perbedaan Penelitian Dasar dan Terapan

Perbedaan Tujuan: tujuan penelitian terapan terkait erat dengan solusi masalah spesifik, sedangkan tujuan penelitian dasar berkaitan dengan penciptaan pengetahuan baru atau perluasan pengetahuan saat ini tanpa memperhatikan penerapan.

Perbedaan Konteks: di dalam penelitian terapan, tujuan penelitian ditetapkan oleh klien atau sponsor sebagai solusi untuk masalah spesifik yang mereka hadapi, sementara penelitian dasar, biasanya dimulai sendiri untuk memperluas tingkat pengetahuan di bidang-bidang tertentu.

Perbedaan Metode: penelitian terapan biasanya lebih mementingkan validitas eksternal, sedangkan validitas internal dapat ditetapkan sebagai titik perhatian utama bagi penelitian dasar.

Penelitian Berdasarkan Tujuan

Jenis penelitian ilmiah bila dilihat berdasarkan tujuannya terbagi menjadi tiga jenis. terdiri dari:

Penelitian Deskriptif

Penelitian Deskriptif merupakan penelitian yang tujuannya untuk memberikan gambaran secara detail dan spesifik menggunakan kata-kata atau angka-angka mengenai karakteristik, sifat, keadaan, atau gejala suatu fenomena.

Misalnya: sebuah penelitian deskriptif hanya akan memberikan gambaran mengenai tingginya atau rendahnya perilaku kecurangan akademik siswa di sekolah A.

Penelitian Eksplanatori

Penelitian ini merupakan penelitian yang menjelaskan mengapa sebuah peristiwa dapat terjadi, membangun, menguraikan, memperluas atau bahkan menguji teori.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana hubungan antara-dua atau lebih variabel dari suatu situasi atau fenomena serta menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi.

Apabila penelitian deskripsi hanya memberikan gambaran mengenai tingginya perilaku kecurangan akademik siswa di sekolah A, maka penelitian eksplanatori akan mencari tahu hubungan antara perilaku kecurangan akademik dengan variabel terkait serta menjelaskan mengapa perilaku kecurangan akademik siswa di sekolah A tinggi.

Penelitian Eksploratori

Penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang sifatnya menjelajah untuk memperdalam pengetahuan mengenai suatu gejala tertentu yang relatif baru dengan maksud merumuskan hipotesis yang berguna bagi penelitian selanjutnya.

Ketika melakukan penelitian eksploratori, peneliti dituntut untuk kreatif, mampu berpikir terbuka, serta memiliki sikap investigasi untuk menjelajahi semua sumber informasi.

Penelitian Berdasarkan Tempat

Jenis peenelitian ilmiah ini membagi penelitian pada tiga kategori, yaitu penelitian laboratorium (laboratory research), penelitian kepustakaan (library research), dan penelitian lapangan (field research).

Penelitian laboratorium (laboratory research)

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang dilakukan dalam suatu tempat yang dilengkapi perangkat khusus untuk melakukan penyelidikan terhadap gejala tertentu melalui tes-tes atau uji yang juga dilakukan untuk menyusun karya ilmiah.

Penelitian kepustakaan (library research)

Suatu penelitian yang yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis  data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku, majalah ilmiah, kisah-kisah sejarah, dokumen- dokumen maupun materi perpustakaan lainnyayang dapat dijadikan rujukan dalam penulisan ilmiah.

Penelitian Lapangan (field research)

Jenis penelitian ilmiah ini merupakan suatu penelitian yag dilakukan di lapangan ata di lokasi penelitian, suatu tempat yang dipiih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif yang juga dilakukan dalam rangka penyusunan karya ilmiah.

Berdasarkan Bidang Kajian

Berdasarkan bidang yang dikaji, sebuah penelitian terbagi ke dalam dua kelompok, yang terdiri dari:

  • Penelitian Ilmu sosial (sosiologi, politik, budaya, ekonomi, pendidikan, hukum, sejarah, dan sebagainya)
  • Penelitian Ilmu eksak (matematika, kimia, biologi, fisika, meteorologi, metrologi, dan sejenisnya).

Penelitian Berdasarkan Waktu

Pemilihan rancangan waktu dalam penelitian merupakan faktor yang memiliki konsiderasi metodologi cukup penting, sayangnya hal ini kerap kali kurang diperhatikan.

Padahal rancangan waktu penelitian ini memiliki pengaruh pada temuan penelitian itu sendiri.

Rancangan waktu dalam sebuah penelitian ilmiah merujuk pada proses serta cara bagaimana sebuah data akan dikumpulkan dan dianalisis: Apakah dikumpulkan secara cross-sectional atau longitudinal.

Penelitian Cross-sectional

Penelitian cross-sectional ini merupakan penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan dalam satu titik waktu.

Pengumpulan data secara cross-sectional ini cocok dilakukan untuk mencari tahu tentang gambaran sebuah aspek pada saat ketika penelitian dilakukan, selain itu waktu untuk penelitian ini relatif cepat.

kekurangan dari Cross-sectional ini adalah ketidakmampuannya menjelaskan dinamika perubahan yang terjadi serta tidak dapat menganalisis variabel apa saja yang menjadi penyebab terjadinya perubahan dalam beberapa periode waktu.

Penelitian Longitudinal

Jenis Penelitian ilmiah dengan format waktu longitudinal merupakan penelitian yang datanya dikumpulkan dalam jangka waktu tertentu (lebih dari satu kali). Penelitian dengan rancangan waktu longitudinal sangat tepat untuk mempelajari perubahan suatu objek dari waktu ke waktu.

Penelitian dengan format waktu longitudinal prosesnya cukup kompleks dan diperlukan komitmen kuat dari peneliti maupun dari sampel yang diteliti agar bersedia menjadi subjek penelitian sampai penelitian usai.

Penelitian longitudinal terbagi ke dalam tiga jenis: 1) time series, 2) panel, dan 3) cohort study.

Time series

Di dalam format penelitian ini, peneliti meneliti perubahan dalam satu populasi mengenai topik yang sama dari waktu ke waktu.

Melalui format penelitian ini, nanti akan dapat dianalisis perubahan sikap, kepercayaan, atau perilaku dalam populasi tertentu dari waktu ke waktu.

Panel

Penelitian dengan format waktu panel, peneliti melibatkan sampel yang sama persis dari waktu ke waktu. Hasil temuan penelitian dengan format panel akan sangat mahal dan proses penelitiannya cukup sulit, sebab peneliti harus mengumpulkan data dari sampel yang sama persis ketika penelitian dimulai.

Cohort study

Penelitian dengan format waktu cohort hampir mirp dengan format panel, hanya saja format cohort tidak mengharuskan peneliti untuk menggunakan sampel yang sama ketika penelitian dimulai.

Infografis Jenis Penelitian Ilmiah

Infografis jenis penelitian ilmiah by ometlit.com

Bahan Bacaan
Ary, D. (2010). Introduction to Research in Education
Denzin, N., & Lincoln. Y. (2018). Handbook of Qualitative Research
Kothari, C., R., (2004). Research Methodology: Methods and Techniques
Kumar, R. (2011). Research Methodology: A step-by-step guide for beginners
Merriam, S. B., & Tisdell, E. J. (2016). Qualitative Research: A Guide to. Design and Implementation
Muijs, D. (2011). Quantitative Methods: In Educational and Social Research
Neuman, W. L. (2014). Basic of Social Research.
Saryono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif

 

Tinggalkan komentar