Hipotesis Penelitian

Pada artikel sebelumnya saya telah membahas secara lengkap mengenai konsep, definisi operasional, proposisi, serta teori. Selanjutnya, untuk melengkapi pembahasan tersebut, pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai Hipotesis penelitian.

Di dalam kegiatan penelitian, hipotesis biasanya disusun setelah mengkaji beberapa teori terkait dengan variabel-variabel yang dikaji. Nah, hasil kajian mengenai berbagai teori inilah yang kemudian dapat membantu peneliti untuk merumuskan hipotesis penelitian.

Jadi, alangkah baiknya kawan-kawan membaca artikel sebelumnya mengenai konsep, proposisi, variabel, teori, serta definisi operasional, sehingga dapat memahami artikel kali ini secara komprehensif dan sistematis.

Baiklah, simak  baik-baik pembahasan kali ini ya!

Hipotesis Penelitian Menurut Para Ahli

Mengenai hipotesis ini, para ahli memiliki pendapat yang seragam mengenai pengertian hipotesis meskipun beragam dari segi penyampaiannya. Beriku saya sampaikan pengertian hipotesis dari beberapa ahli.

Hipotesis Menurut Dantes (2012)

Hipotesis merupakan praduga atau asumsi yang harus diuji melalui data atau fakta yang diperoleh dengan melalui penelitian.

Hipotesis Menurut Good & Scates (1954)

Menurut mereka, hipotesis merupakan sebuah taksiran sebuah taksirani yang dirumuskan dan diterima untuk sementara serta bisa menerangkan fakta-fakta atau kondisi-kondisi yang diamati dan dipakai sebaga petunjuk untuk langkah selanjutnya.

Hipotesis Menurut Kerlinger (2006)

Hipotesis merupakan pernyaraan dugaan hubungan antara dua variabel atau bahkan lebih. Selain itu, Kerlinger juga berpendapat bahwa Hypothesis merupakan pernyataan yang tingkat kebenarannya masih lemah dan perlu diuji dengan menggunakan teknik atau penelitian tertentu.

Hipotesis Menurut Margono (2004)

Margono mengemukakan bahwa Hyppthesis berasal dari kata Hypo yang berarti pendapat dan Thesis yang memiliki arti kurang dari, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang masih bersifat sementara yang masih harus diuji kebenarannya.

Hipotesis Sudjana (2005)

Merupakan asumsi atau dugaan sementara mengenai hal yang dibuat guna menjelaskan suatu hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan.

Menurut Johnson & Christensen (2016)

Hipotesis Sebuah prediksi atau tebakan terpelajar; pernyataan formal prediksi peneliti tentang hubungan yang ada di antara variabel yang diselidiki.

Menurut Best & Kahn (2006)

Hipotesis adalah pernyataan afirmatif formal yang memprediksi hasil penelitian tunggal, penjelasan sementara hubungan antara dua atau lebih variabel.

Ciri-ciri Hipotesis Penelitian yang Baik

Menurut Moh. Nazir (2005), hipotesis yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut:

Hipotesis harus menyatakan hubungan

Hipotesis harus merupakan pernyataan terkaan tentang hubungan antar-variabel. Hal ini mengindikasikan bahwa sebuah hipotesis mengandung dua atau lebih variabel penelitian yang dapat diukur ataupun memiliki potensial yang dapat diukur.

Terkait dengan hal tersebut, Nazir (2005) menyebutkan bahwa jika hipotesis tidak memiliki ciri-ciri ini, maka itu bukan termasuk hipotesis dalam konteks penelitian ilmiah.

Hipotesis harus sesuai dengan fakta

Hal ini berarti bahwa hipotesis harus memiliki kejelasan mengenai kandungan variabel, oleh karena itu sebuah hipotesis harus dapat dimengerti dan tidak mengandung hal-hal yang sifatnya metafisik.

Harus dapat diuji

Terkait dengan ini, maka supaya dapat diuji maka sebuah hipotesis harus disajikan secara spesifik, sebaliknya jika sebuah hipotesis disajikan secara umum maka biasanya peneliti akan memperoleh banyak kesulitan dalam pengujiannya.

Berbentuk sederhana

Sebuah hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dan terbatas, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahpahaman pengertian. Artinya, ini menunjukkan bahwa semakin spesifik atay semakin khas sebuah hipotesis dirumuskan, maka akan semakin kecil pula kemungkinan masuknya hal-hal yang tidak relevan ke dalam rumusan hipotesis.

Hipotesis dapat menerangkan fakta

Di dalam hal ini, sebuah hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang dapat menerangkan hubungan fakta-fakta yang ada dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian yang dikuasai. Di dalam hal ini, biasanya hipotesis disusun berdasarkan dasar teori yang kuat.

INGAT! untuk menghasilkan Hipotesis yang bagus, biasanya dalam merumuskan hipotesis seorang peneliti akan merujuk pada sebuah teori, oleh karena itu saya sarankan kawan-kawan baca dulu mengenai: Pengertian Teori, Jenis, beserta Hakikatnya dalam Penelitian

Urgensi Hipotesis Penelitian

Di dalam kegiatan penelitian, merumuskan hipotesis merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Terkait dengan hal ini, Furchan (2004) mengungkapkan dua alasan penting mengapa hipotesis memiliki kedudukan yang penting dalam sebuah penelitian. Kedua alasan sebagaimana dimaksud Furchan, terdiri dari:

  • Hipotesis mempunyai dasar kuat untuk menunjukkan bahwa peneliti telah memiliki cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian di bidang itu.
  • Hipotesis memberikan arah dalam pross pengumpulan dan penafsiran data. Di dalam hal ini, hipotesis dapat menunjukkan pada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa yang harus dikumpulkan.

Kegunaan Hipotesis Penelitian

Memberikan penjelasan sementara

Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan-penjelasan, karena hipotesis itu dapat diuji dan divalidasi (diuji kesahihannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat membantu ketika memperluas pengetahuan.

Memberikan pernyataan hubungan yang dapat diuji

Di dalam konteks penlitian, seorang peneliti akan memulai penelitiannya dalam bentuk pertanyaan atas fenomena-fenomena yang ada di dalam kehidupan, kendati demikian sebuah pertanyaan di dalam penelitian tidak dapat diuji secara langsung, hal ini karena hanya hubungan antar-variabel yang disajikan dalam sebuah pernyataan sajalah yang dapat diuji.

Oleh karena itu, setelah seorang peneliti membuat pertanyaan penelitian (rumusan masalah), maka agar fenomena yang ditelitinya dapat diuji, selanjutnya peneliti akan membuat hipotesis yang terkait dengan rumusan masalah dalam penelitiannya.

Memberikan arah kepada peneliti

Di sini, hipotesis merupakan tujuan khusus, oleh karenanya hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang diperlukan guna menguji pernyataan tersebut. Jadi pada intinya, sebuah hipotesis itu akan memberikan petunjuk kepada peneliti mengenai langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan (termasuk di dalamnya penentuan sampel bahkan sampai teknik analisis data).

Memberikan kerangka pelaporan hasil penelitian

Menurut Furchan (2005), hipotesis akan memudahkan peneliti kalau peneliti tersebut dalam mengambil setiap hipotesis tersebut secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis yang disusunya.

Hal tersebut berarti bahwa peneliti dapat menyusun bagian laporan penelitian secara tertulis dengan merujuk pada jawaban-jawaban terhadap hipotesis dalam penelitiannya, sehingga penyajian laporan penelitian jadi lebih berarti dan mudah dibaca.

Jenis-jenis Hipotesis Penelitian

Terkait dengan jenis-jenis hipotesis, para ahli memiliki persepsi yang berbeda-beda, kendati demikian, dalam hal ini ada tiga pendapat yang harus kutip, yakni pendapat dari Prof. Sugiyono, Prof. Nasution, dan pendapat dari John W. Creswell.

Menurut John W. Creswell

Di dalam bukunya, Creswell (2012) mengemukakan bahwa hipotesis terbagi menjadi dua jenis, yakni Hipotesis alternatif (alternative hypothesis) dan hipotesis nol (null hypothesis).

Hipotesis Alternatif (alternative hypothesis)

disebut juga sebagai hipotesis kerja atau hipotesis penelitian, merupakan hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti ketika melakukan penelitiannya. Biasanya hipotesis alternatif ini menyatakan adanya perbedaan, adanya hubungan, atau adanya pengaruh.

Hipotesis Nol (null hypothesis)

merupakan sebuah hipotesis yang diharapkan tertolak, biasanya hipotesis nol ini menyatakan tidak adanya hubungan, tidak adanya pengaruh, atau bakan tidak adanya perbedaan.

Menurut Prof. Nasution

Menurut Nasution, berdasarkan bentuknya sebuah hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis kerja, hipotesis nol, dan hipotesis statistik. Jika diamati, sebenarnya klasifikasi yang dikemukakan oleh Nasution ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Creswell, hanya saja Prof. Nasution menambahkan hipotesis statistik.

Hipotesis kerja

Hipotesis ini disebut juga sebagai hipotesis penelitian, yakni hipotesis yang dikemukakan selama peneliti mengerjakan penelitiannya.

Hipotesis nol

Merupakan hipotesis yang menyatakan keraguan terhadap penelitian yang sedang dikerjakan. Umumnya, peneliti menganggap bahwa hipotesis tersebut tidak benar sama sekali, inilah sebabnya hipotesis ini disebut dengan hipotesis nol

Hipotesis Statistik

Merupakan hipotesis yang menyatakan hasil observasi tentang populasi dalam bentuk kuantitatif, atau bisa juga dikatakan sebagai pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah tingkat kebenarannya.

Pada praktiknya, di dalam hipotesis statistik, antara hipotesis nol dan hipotesis alternatif selalu berpasangan, artinya bila salah satunya ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu jika seandainya hipotesis nol ditolak, maka hipotesis alternatiflah yang akan diterima.

Menurut  Prof. Sugiyono

Berbeda dengan klasifikasi yang kemukakan oleh Creswell & Nasution, Sugiyono memiliki pandangan bahwa sebuah hipotesis terdiri dari tiga jenis, yaitu hipotesis deskriptif, asosiatif, dan hipotesis komparatif.

Hipotesis Deskriptif

Merupakan dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan.

Hipotesis Asosiatif

Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.

Hipotesis Komparatif

Merupakan hipotesis yang berisi pernyataan yang menunjukkan dugaan nillai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.

Sumber Hipotesis Penelitian

Menurut Goode & Hatt, sebuah hipotesis dapat dirumuskan dengan merujuk pada sumber-sumber berikut:

  • Kebudayaan di mana ilmu tersebut dibentuk
  • Ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori dan teori yang memberikan arah kepada penelitian mengenai hipotesis yang harus dirumuskan.
  • Analaogi.
  • Reaksi individu dan pengalaan.

Hambatan dalam Merumuskan Hipotesis

Moh. Nazir (2005) berpendapat bahwa dalam perumusan hipotesis, terkadang mengalami kesulitan dalam menghadapi berbagai kendala. Di dalam bukunya, Nazir (2005) mengemukakan sekurang-kurangnya tiga hal yang menyebabkan seorang peneliti kesulitan merumuskan sebuah hipotesis, seperti:

  • Tidak adanya kerangka teori atau pengetahuan tentang kerangka teori yang jelas.
  • Kurangnya kemampuan untuk menggunaka kerangka teori yang sudah ada.
  • Peneliti gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada upntuk dapat merangkaikan kata-kata dalam membuat hipotesis penelitian secara benar.

Cara Menguji Hipotesis

Apabila sebuah hipotesis telah memenuhi kriteria-kriteria yang saya kemukakan di atas, maka pada tahap selanjutnya sebuah hipotesis siap untuk diuji secara empiris. Di sini, maksudnya sebuah hipotesis akan siap diuji melalui pengumpulan data yang akan diteliti.

Terkait dengan hal ini, Furchan (2004) mengemukakan cara-cara yang harus dilakukan peneliti untuk dapat menguji sebuah hipotesis. Ada tiga cara yang beliau sarankan, meliputi:

  • Menarik kesimplan tentang konsekuensi-konsekuensi yang dapat diamati apabila hipotesis tersebut benar.
  • Memilih metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan, eksperimen, atau prosedur lain yang diperlukan untuk menunjukkkan apakah akibat tersebut terjadi atau tidak.
  • Menerapkan metode yang dipilih seta mengumpulkan data yang dapat danalisis untuk menunjukan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.

Contoh Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian dalam Bentuk Deskripsi

Rumusan Masalah:

Bagaimana gambaran hasil UN siswa SMP Negeri 9 Tasikmalaya?

Hipotesis Penelitian

100% siswa SMP Negeri 9 Tasikamalaya lulus UN

Hipotesis Statistik

H0 : ρ < 100%

Ha : ρ = 100%

CATATAN: Para ahli masih berselisih paham mengenai keberadaan hipotesis deskriptif, hal ini karena ada juga ahli yang mengemukakan bahwa sebuah hipotesis dibuat apabila yang dipermaslaahkan terdidiri dari hubungan dua atau lebih variabel.

Hipotesis Penelitian dalam Bentuk Asosiasi

Rumusan Masalah:

Apakah terdapat hubungan antara Task commitment dengan hasil belajar siswa?

Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan positif antara Task commitement dengan hasil belajar siswa.

Hipotesis Statistik

H0 : ρ = 0

Ha : ρ > 0

Hipotesis Penelitian dalam Bentuk Komparasi

Rumusan Masalah:

Apakah terdapat perbedaan hasil antara siswa yang belajar di kelas kontrol dengan siswa yang belajar di kelas eksperimn?

Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar di kelas kontrol dengan siswa yang belajar di kelas eksperimen.

Hipotesis Statistik

H0 : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

Hal yang Perlu diingat

Di dalam konteks penelitian, sebuah hipotesis bukanlah merupakans sesuatu yang mutlak harus diterima kebenarannya, oleh karena itu jika seandainya sebuah hipotesis yang diajukannya tertolak, sebenarnya hal itu tidak perlu dipermasalahkan, sebab hipotesis pada dasarnya merupakan dugaan yang perlu dibuktikan kebenarannya.

Justru, ketika sebuah hipotesis yang dijukan peneliti tertolak, namun di waktu yang bersamaan peneliti dapat menjelaskan mengapa hipotesisnya ditolak, sesuangguhnya hal tersebut dapat menjadi penemuan positif yang dapat memberi jalan kepada universal ignorance untuk memberi jalan pada hipotesis yang lebih baik.

***

Demikianlah pembahasan mengenai hipotesis penelitian yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat ya!

Tinggalkan komentar